ARTHA-NEWS.COM Pangandaran
Ratusan warga dan wisatawan berbaur tumpah ruah memeriahkan tradisi larung dongdang dalam rangkaian acara Syukuran Nelayan di Blok Sentra Belanja Nanjung Sari, Pantai Barat Pangandaran, Jumat 12 Agustus 2024
Hajat Laut (Syukuran Nelayan) adalah acara yang dihelat setiap tahunnya yang dilaksanakan pada bulan Muharram pada Kamis Wage menjelang Jumat Kliwon. Syukuran Nelayan dimaksudkan sebagai ucapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rezeki serta keselamatan terhadap para nelayan.
Hadir dalam Syukuran Nelayan, Wakil Bupati pangandaran H Ujang Endin Indrawan, Anggota DPRD Komisi 2 Hj Ade Ruminah, Ketua 234 SC Pangandaran Tushendar SE, Ketua SAR Barakuda Sakio, Budayawan Pangandaran, Tokoh Agama dan Tokoh Nelayan, serta masyarakat Pangandaran.
Wakil Bupati Pangandaran H. Ujang Endin Indrawan memaknai Budaya Syukuran Nelayan yang perlu diakomodir dan dilestarikan dalam rangka menjunjung nilai nilai luhur bangsa dan kearifan local.
“Ini adalah merupakan salah satu yang diharapkan dapat menjadi daya tarik wisatawan, dan ini adalah merupakan varian, supaya bagaimana wisatawan dapat melihat acara acara tradisi seperti ini, ujarnya .
Namun demikian, Ujang Endin menambahkan, ada hal yang perlu diperhatikan, budaya ini dari satu sisi harus dilestarikan, dari sisi lain juga tidak boleh bertentangan dengan nilai nilai agama, tidak boleh bertentangan dengan nilai nilai akidah, dan tidak boleh merusak akidah.
“Kita bersyukur, artinya adalah menggunakan nikmat yang Allah berikan kepada kita sesuai ketentuan , Ujarnya .
Wakil Bupati Ujang Endin mengharapkan, bahwa nilai nilai ritual ini tetap dipertahankan, sebagai daya tarik bagi wisatawan. Namun demikian, nanti tidak boleh bertentangan dengan nilai - nilai akidah kita sebagi umat Islam.
“Kalau nanti misalkan ada suatu hal yang bengkok dan tidak lurus, mari kita tempatkan pada proforsinya yang sebenarnya dan yang seharusnya, agar nanti sinergi dengan nilai nilai agama,”harapnya.o
Ujang Endin juga menncontohkan seperti di Padang, ada istilah “adab bersandingkan sarah, sarah bersandingkan Kitabullah”, asas tidak boleh bertentangan dengan agama, agamapun tidak boleh bertentangan dengan Kitab Suci.
Masih dikatakan Ujang Endin “Jadi acara ini tidak boleh bertentangan dengan agama, tidak boleh bertentangan dengan nilai nilai yang terkandung dalam Al Quran sebagai Kitab Suci Agana Islam, ujarnya.
( UGENG )